MAKALAH
KEPRIBADIAN GURU
Bag. 1
Bag. 1
makalah ini membahas tentang kepribadian guru, pada bagian 1 ini mencakup daftar isi, latar belakang, dan pengertian kepribadiaan.
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
...................................................................................... 1
A.
Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A.
Pengertian Kepribadian................................................................................ 3
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.......................................... 5
C.
Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru........................................................ 12
D.
Urgensi Kepribadian Guru Dalam PBM..........................................................
15
BAB III PENUTUP................................................................................................... 18
Kesimpulan ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dihadapkan dengan harapan masyarakat yang terlalu ‘perfeksionis’ dan
berlebihan. Dalam kondisi yang tidak menentu, masyarakat tetap menuntut agar
guru selalu memiliki idealisme sebagai figur pengajar dan pendidik yang bersih
dari cacat hukum dan moral. Beban guru ini semakin menjadi berat ketika para
siswa atau pelajar sekarang ini semakin masa bodoh terhadap persoalan-persoalan
moral, mereka terjebak dalam sikap yang serba instan. Akibatnya guru merasa kehilangan
cara yang terbaik dan tidak punya nilai edukatif dalam menanggapi perilaku
pelajar.
Menghadapi
tantangan dan beban tugas yang sangat berat tersebut, seorang guru diharapkan
untuk lebih meningkatkan profesionalismenya, sehingga ia tidak gagap ketika
mengemban misinya sebagai penyemai intelektual, pemupuk nilai kemanusiaan,dan
penyubur nilai moral kepada murid-murid.
Pepatah
jawa mengatakan guru itu singkatan dari digugu (dipercaya) lan
ditiru. Yang digugu adalah ucapannya dan yang ditiru
adalah sikap dan perbuatannya. Hingga saat ini pepatah kata itu masih banyak
kita dengar dimana-mana. sehingga penghormatan dari masyarakat kepada profesi
guru pun hingga saat ini masih dirasakan. Namun harus disadari, bahwa guru juga
manusia. Selain kelebihan yang dimiliki, guru juga punya banyak keterbatasan
dan kekurangan. Di media cetak dan elekronik banyak kita lihat dan kita baca beberapa contoh
kasus guru yang terjerumus dalam tindak kriminal dan asusila. sehingga sikap
dan perilaku guru yang demikian itu bukan sikap dan perilaku yang patas untuk digugu
dan ditiru.
Dalam proses belajar mengajar, guru menempati posisi
penting dan penentu berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu proses
pembelajaran. Sekalipun proses pembelajaran telah menggunakan berbagai model
pendekatan dan metode yang lebih memberi peluang siswa aktif, kedudukan dan
peran guru tetap penting dan menentukan.
Dalam sebuah
ungkapan bahasa Arab dinyatakan, "ath-thoriqotu ahammu minal maadah,
wal mudarrisu ahammu min kulli sya’i " (Metode atau cara pembelajaran
lebih penting daripada materi pembelajaran, dan guru lebih penting dari
segalanya). Ungkapan
ini mengandung makna bahwa seorang guru harus menguasai materi pembelajaran
yang akan disampaikan. Lebih dari itu, penguasaan metode pembelajaran oleh
seorang guru memiliki arti lebih penting lagi dan menentukan keberhasilan suatu
proses pembelajaran dari pada hanya penguasaan materi. Di atas itu semua,
posisi dan peran guru jauh lebih penting dan menentukan atas segalanya. Materi,
metode, media, dan sumber pembelajaran, semuanya menjadi tidak bermakna apabila
guru tidak mampu memerankan tugasnya dengan baik.
Sebagai Guru sudah seyogyanya mengetahui tentang seluk
beluk guru, untuk menjadi seorang guru dituntut untuk memiliki setidaknya empat
kompetensi, salah satunya adalah kepribadian guru, pada makalah ini akan
membahas tentang seperti apa seharusnya kepribadian seorang guru.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan gambaran
latar belakang masalah yang penulis uraikan diatas, maka
rumuasan masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa Pengertian Kepribadian?
2.
Faktor-faktor
apa yang Mempengaruhi Kepribadian?
3.
Bagaimana
Kepribadian yang Harus Dimiliki Guru?
4. Apa Urgensi Kepribadian
Guru dalam PBM?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini untuk mengetahui sejauh mana seorang guru PAI dapat berkompetensi
dalam
mendesain dan melaksanakan
proses kegiatan belajar mengajar dengan anak didiknya yaitu dengan
membangun karakteristik emosional dan spritual
dalam
membentuk keimanan dan ketaqwaan, sesuai dengan yang diharapkan agar dapat
menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didik kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kepribadian
Menurut
asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa Latin personare,
yang berarti mengeluarkan suara (to sound through). Istilah ini
digunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara
melalui topeng (masker)yang dipakainya. Pada mulanya istilah persona
berarti topeng yang dipakai oleh pemain sandiwara, di mana suara pemain
sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata persona itu berarti pemain sandiwara
itu sendiri.[1]
Istilah
personality terutama menunjukkan suatu organisasi/susunan daripada sifat-sifat
dan aspek-aspek tingkah laku lainnya yang saling berhubungan di dalam suatu
individu. Sifat-sifat dan aspek-aspek ini bersifat psikofisik yang menyebabkan
individu berbuat dan bertindak seperti apa yang dia lakukan, dan menunjukkan
adanya ciri-ciri khas yang membedakan individu itu dengan individu yang lain.
Termasuk di dalamnya: sikapnya, kepercayaannya, nilai-nilai dan cita-citanya,
pengetahuan dan keterampilannya, macam-macam cara gerak tubuhnya, dan
sebagainya.[2]
Pengertian
Kepribadian menurut para Ahli berbeda-beda, sesuai dengan sudut pandang ahli yang bersangkutan.
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian berdasarkan paradigma yang mereka yakini dan
fokus analisis dari teori
yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi
pengertian kepribadian sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan
beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari
kepribadian. Gordon
W. Allport Pada mulanya Allport
mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh
Allport dipandang tidak memadai lalu dia merevisi definisi tersebut. Definisi yang kemudian
dirumuskan oleh Allport adalah: “Personality is the dynamic organization
within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his
environment”.[3]
Pendapat Allport di atas bila diterjemahkan menjadi:
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis
yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Krech
dan Richard S. Crutchfield
(1969) dalam bukunya yang berjudul Elements
of Psychology
merumuskan definsi kepribadian sebagai berikut :“Personality is the
integration of all of an
individual’s characteristics into a unique organization that determines, and is
modified by his attemps
at adaption to his continually changing environment.”
(Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam
suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh
usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah
terus-menerus). Adolf
Heuken S.J. dkk. dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina
Kepribadian(1989), menyatakan sebagai berikut. “Kepribadian adalah pola
menyeluruh semua kemampuan, perbuatan
serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun
yang sosial.
Semuanya ini telah ditata dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh
dari luar.
Pola ini terwujud dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia
sebagaimana dikehendakinya”. Menurut Yinger, kepribadian adalah
keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instrument.[4]
Berdasarkan pengertian kepribadian menurut para ahli di
atas dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sebagai berikut: 1. Kepribadian
merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis,
seperti:inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst. serta aspek fisik,
seperti : bentuk tubuh,kesehatan jasmani, dst. 2. Kesatuan
dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang
mengalamiperubahan secara terus-menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang
khas atau unik. 3.
Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam
perubahantersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.4. Kepribadian
terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Secara garis besar
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian adalah segala corak tingkah laku
individu yang terhimpun dalam dirinya, digunakan untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik yang datang dari luar dirinya
(eksternal) maupun dari dalam dirinya sendiri (internal) sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
Setiap guru
mempunyai pribadi masing-masing sesuai dengan ciri-ciri yang miliki.
Kepribadian sebenarnya adalah suatu yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat
penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan cara menghadapi setiap
persoalan.[5] Kepribadian
adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Oleh
karena itu masalah kepribadian adalah sesuatu hal yang sangat menentukan tinggi
rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat. Walaupun
gambaran tentang guru itu tidak lengkap dan mungkin juga tidak benar
seluruhnya, namun orang akan berinteraksi dengan guru berdasarkan stereotip
guru itu. Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya, namun
pada umumnya orang tidak memandang guru sebagai orang yang pandai yang
mempunyai intelegensi yang tinggi. Orang yang berintelegensi tinggi akan
menjadi dokter atau insinyur dan tidak menjadi
guru, walaupun dalam kenyataaan terbukti bahwa guru yang beralih jabatannya
dapat melakukan tugasnya dengan baik sebagai profesi lainnya.
[5] Syaiful Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000, h. 39-40.
baca kelanjutan makalah dan lampiran pustaka di: KEPRIBADIAN GURU Bag. 2
0 Response to "KEPRIBADIAN GURU Bag. 1 (makalah lengkap)"
Post a Comment