Biografi Surah al-Baqarah
Surah al-Baqarah adalah termasuk surah
yang terpanjang dalam al-Qur’an, surah al-Baqarah ini termasuk dalam kelompok surah
madaniyah, yaitu surah yang diturunkan setelah hijrah Nabi Muhammad ke Madinah. Surah al-Baqarah ini terdiri dari 287 ayat, 6121 kata (kalimat) dan 25500 huruf, surat
yang pertama turun di madinah.[1]
Sebagaimana surah-surah madaniyah yang
lain, tujuan pokok dari surah al-Baqarah ini adalah untuk menegakkan syariat (tasyri’),
yaitu membenahi aturan-aturan syariat yang dibutuhkan oleh kaum muslimin dalam
kehidupan mereka.[2]
Surah al-Baqarah ini mengandung sebagian
besar hukum-hukum syariat, di dalamnya terkandung masalah akidah, ibadah,
muamalah, akhlak, urusan pernikahan, talak, iddah, dan hukum-hukum syariah yang
lain.
Ayat-ayat pertama surah al-Baqarah ini
membahas tentang sifat-sifat orang mukmin, orang-orang kafir, dan orang-orang
munafik. Maka dijelaskan dengan gamblang di dalamnya tentang hakikat, iman,
hakikat kufur dan hakikat kemunafikan, hal ini sebagai perbandingan antara
orang-orang yang beruntung dan orang-orang yang celaka.[3]
Selanjutnya surah al-baqarah ini membahas
tentang awal penciptaan, maka dituturkan kisah manusia pertama, yaitu Nabi Adam
as, dan kejadian-kejadian menakjubkan yang mengiringi perjalanan hidupnya, yang
menunjukkan bahwa Allah sangat memulyakan makhluknya yaitu kelompok ummat
manusia ini.
Selanjutnya surah al-Baqarah ini membahas
tentang ahli kitab, dan secara khusus Bani Israil (orang yahudi), karena mereka
bertetangga secara langsung dengan ummat islam di madinah, maka Allah
mengingatkan ummat islam tentang keburukan mereka orang yahudi tersebut, dan
juga tentang tipu daya mereka terhadap ummat islam, dan tentang kebusukan jiwa
mereka, seperti suka mencela, menciderai, berhiyanat, serta menyalahi janji, betapa
besar kehawatiran dan bahaya yang akan ditimbulkan oleh mereka, sehingga dalam
surah al-Baqarah ini begitu serius membahas mereka sampai lebih dari sepertiga
isi dari surah ini.[4]
Selebihnya dari surah ini membahas tentang
menjalankan syariat islam, karena ummat islam pada masa itu sedang memulai
dalam membangun negara, dan sudah pasti sangat membutuhkan terhadap
aturan-aturan yang sesuai dengan ajaran islamsebagai jalan hidup mereka, baik
dalam urusan ibadah maupun muamalah.
Secara ringkas, tasyri’ yang ada
dalam surah al-Baqarah ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hukum-hukum yang berkaitan
dengan masalah puasa, hukum haji dan umroh, hukum jihad fi sabilillah, urusan
rumah tangga, mencakup masalah nikah, talak, menyusui, iddah, hukum menikahi
orang musyrik, ancaman tentang menggauli istri di masa haid, dan masalah
keluarga yang lain, mengingat rumah tangga atau keluarga adalah kunci dasar
atau cerminan dari masyarakat luas.[5]
Setelah itu surah al-Baqarah ini membahas
tentang buruknya perbuatan riba, yang dapat menghancurkan tatanan dalam
masyarakat, dan menjadi beban yang berat bagi mereka, dan Allah sangat membenci
perbuatan riba ini, sebagaimana disebutkan dalam ayat ke 278-279 sebagai
berikut: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya. Selanjutnya Allah menyertakan ancaman bagi mereka yang
berbuat riba, bahwa setiap manusia akan dibalas atas semua perbuatannya kelak
di hari kiamat.[6]
Kemudian surah al-Baqarah ini diakhiri
dengan anjuran terhadap orang-orang mukmin untuk bertaubat dan kembali ke jalan
Allah, mendekatkan diri kepadaNya, memohon pertolongan dan kemenangan atas
orang-orang kafir, serta memohon keselamatan di dunia dan di akhirat.
Demikianlah surat ini dimulai dengan menyebutkan sifat-sifat orang mukmin dan
diakhiri dengan mendoakan kebaikan mereka, hal ini mengandung rahasia keindahan
bahasa al-Qur’an, yaitu kecocokan antara awal surah dengan akhir surah.[7]
[1]
Salim &
Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, (Kuala Lumpur:
Victory Agencie, 1988), h. 31
[2]
Ali as-Sobuni, Sofwatu
al-Tafasir, (Kairo: Dar el-Hadits, cet. Ke-10, t.t), h. 29
[3]
Ali as-Sobuni, Sofwatu
al-Tafasir..., h. 29
[4]
Ali as-Sobuni, Sofwatu
al-Tafasir..., h. 29
[5]
Ali as-Sobuni, Sofwatu
al-Tafasir..., h. 29
[6]
Ali as-Sobuni, Sofwatu
al-Tafasir..., h. 30
[7]
Ali as-Sobuni, Sofwatu
al-Tafasir..., h. 30
0 Response to "Biografi Surah al-Baqarah"
Post a Comment