PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM TEORI FILSAFAT
Bag. 2
makalah bagian 2 dari pendidikan dan pengajaran dalam teori filsafat ini membahas tentang teori filsafat dalam menyelesaikan problem pendidikan dan pengajaran, hubungan filsafat dengan teori pendidikan.
A. Teori Filsafat dalam Menyelesaikan
Problem Pendidikan dan Pengajaran
Pengertian
yang luas dari pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Lodge, yaitu
bahwa: “life is education, and education is life”, akan
berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses
pendidikan segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan
pengaruh pendidikan baginya. Dalam artinya yang sempit, pendidikan hanya
mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan
hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan
pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan
belajar yang serba terkontrol.
Bagaimanapun
luas sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah pendidikan adalah merupakan
masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia.
Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan
kemanusiaanya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai
serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi mu, agar nantinya menjadi
manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugasnya sebagai manusia,
sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusiannya dan pendidikan formal
di sekolah hanya bagian kecil saja dari padanya. Tetapi merupakan inti dan bisa
lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhannya.
Dengan
pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah kependidikan pun
mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang menyangkut seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia. Memang diantara permasalahan kependidikan tersebut terdapat
masalah pendidikan yang sederhana yang menyangkut praktek dan pelaksanaan
sehari-hari, tetapi banyak pula pula diantaranya yang menyangkut masalah yang
bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain
dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan yang
tidak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi
memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
Berikut
ini akan dikemukakan beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa
filsafat dalam memahami dan memecahkannya, antara lain:
1. Masalah
kependidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah hakikat pendidikan
itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan merupakan hakikat hidup manusia
itu. Dan bagaimana hubungan antara pendidikan dengan hidup dan kehidupan
manusia. Apakah pendidikan itu berguna untuk membawa kepribadian manusia.
Apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian manusia itu, atau
faktor-faktor yang berasal dari luar/lingkungan dan pendidikan. Mengapa anak
yang mempunyai potensi hereditas yang tidak baik, walaupun mendapatkan
pendidikan dan lingkungan yang baik, tetap tidak berkembang.
2. Apakah
sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk individu, atau
untuk kepentingan masayarakat. Apakah pendidikan dipusatkan untuk membina
kepribadian manusia ataukah untuk pembinaan masyarakat. Apakah pembinaan
manusia itu semata-mata unuk dan demi kehidupan riil dan materil di dunia ini,
ataukah untuk kehidupan kelak di akhirat yang kekal.
Masalah-masalah
tersebut merupakan sebagian dari contoh-contoh problematika pendidikan, yang
dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha pemikiran yang mendalam dan
sistematis, atau analisa filsafat. Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut,
analisa filsafat menggunakan berbagai macam teori/pendekatan yang sesuai dengan
permasalahannya.
Pendekatan
filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan
inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek
formanya. Dengan kata lain, pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang
dilakukan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.
Pendekatan
filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek
kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi. John Dewey berpendapat bahwa filsafat merupakan teori umum
tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab
persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban
filosofis pula.
Diantara
pendekatan (approach) filosofis yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pendidikan dan pengajaran antara lain:
1. Pendekatan
secara spekulatif, yang disebut juga sebagai cara pendekatan reflektif, berarti
memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan.
2. Pendekatan
normatif, artinya nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung
tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia.
3. Pendekatan
analisa konsep, artinya pengertian atau tangkapan seseorang terhadap sesuatu
objek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tangkapan yang berbeda-beda
mengenai yang sama, tergantung pada perhatian, keahlian dan kecendrungan
masing-masing.
4. Analisa
ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang actual (scientific analysis
of current life) pendekatan ini sasarannya adalah masalah-masalah
kependidikan yang actual, yang menjadi problem masa kini, dengan menggunakan
metode ilmiah dapat di diskripsikan dan kemudian di pahami
permasalan-permasalahan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat dan dalam
proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan
maupun pengajaran.
Filsafat
pendidikan sebagai filsafat terapan, yaitu studi tentang penerapan teori-teori
pemikiran filsafat pada masalah-masalah pendidikan pada dasarnya mengenal dua
pendekatan yang polaritis, yaitu: (1) pendekatan tradisional, dan (2)
pendekatan progresif.[1]
1. Pendekatan
Tradisional
Pendekatan
tradisional dalam Filsafat pendidikan melandaskan diri pada asas-asas sebagai
berikut:
a) Bahwa
dasar-dasar pendidikan adalah filsafat, sehingga untuk mempelajari filsafat pendidikan
haruslah memiliki pengetahuan dasar tentang filsafat.
b) Bahwa
kenyataan yang esensial baik dan benar adalah kenyataan yang tetap, kekal dan
abadi.
c) Bahwa
nilai norma yang benar adalah nilai yang absolut, universal dan obyektif.
d) Bahwa
tujuan yang baik dan benar menenukan alat dan sarana, artinya tujuan yang baik
harus dicapai dengan alat sarana yang baik pula.
e) Bahwa
faktor pengembang sejarah atau sosial (science, technology, democracy
dan industry) adalah sarana alat untuk prosperity of life
dan bukannya untuk welfare of life sebagai tujuan hidup dan pendidikan
sebagaimana yang ditentukan oleh filsafat.
2. Pendekatan
Progresif
Sebagai
penghujung yang lain dari pendekatan di atas dan dari kontinuitas aliran
filsafat pendidikan adalah pendekatan progresif kontemporer dengan dasar-dasar
pemikiran sebagai berikut:
a) Bahwa
dasar-dasar pendidikan adalah sosiologi, atau filsafat sosial humanisme ilmiah,
yang skeptis terhadap kenyataan yang bersifat metafisis transendental.
b) Bahwa
kenyataan adalah perubahan, artinya kenyataan hidup yang esensial adalah
kenyataan yang selalu berubah dan berkembang.
c) Bahwa
truth is man-made, artinya kebenaran dan kebajikan itu adalah kreasi manusia,
dengan sifatnya yang relatif temporer bahkan subyektif.
d) Bahwa
tujuan dan dasar-dasar hidup dan pendidikan relatif ditentukan oleh
perkembangan tenaga pengembang sosial dan manusia, yang merupakan sumber
perkembangan sosial masyarakat.
e) Bahwa
antara tujuan dan alat adalah bersifat kontinu, bahwa tujuan dapat menjadi alat
untuk tujuan yang lebih lanjut sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat.
B. Hubungan Filsafat dengan Teori
Pendidikan
Hubungan
antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan
pedoman suatu sistem pendidikan. filsafat pendidikan merupakan aktivitas
pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun
proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan
nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.
Dalam berbagai bidang ilmu sering
kita dengar istilah vertikal dan horisontal. Istilah ini juga akan terdengar
pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat hubungan horisontal, meluas kesamping yaitu hubungan antara cabang
disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda, sehingga merupakan
synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan yaitu ilmu filsafat
pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran atau pendekatan
filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan
menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke bawah dengan
cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar pendidikan, sejarah
pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan puncaknya filsafat
pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah hubungan
tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu pengetahuan
yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan
sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu terapan adalah cabang ilmu
pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada penerapan pendekatan filosofis
pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup dan
penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang berpredikat pendidik atau
guru pada khususnya.
Dari uraian di atas dapat kita
tarik suatu kesimpulan bahwa antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat
hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai
peranan yang amat penting dalam suatu system pendidikan karena filsafat
merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya system pendidikan.
Sebagaimana
telah di kemukakan bahwa tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan
dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah-masalah
kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, analisa
filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan tersebut, dengan berbagai cara
pendekatannya, akan dapat menghasilkan pendangan-pndangan tertentu mengenai
masalah-maslah kependidikan bisa tersebut. Dan atas dasar itu bisa
disusun secara sistematis teori-teori pendidikan . disamping itu jawaban-jawaban
yang telah di kemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentusepanjang
sejarah terhadap problematika kehidupanyg dihadapinya menunjukkan
pandangan-pandangan tertentu yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori
pendidikan. Dengan demikian terdapat hubungan fungsional antara filsafat dan
teori pendidikan
Hubungan
fungsional antara filsafat dan teori pendidikan teori pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara
Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping
menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat,
sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek, misalnya filsafat idelisme,
realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai pula pandangan ahli
pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran
filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan yang di kembangkan atas
dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan-
pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu
berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang
dianutnya.
2. Filsafat, juga berpungsi memberikan arah agar
teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan
dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata. Artinya mengarahkan
agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan
tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya
sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan dengan
sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak
fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan
teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut,
yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.
3. Filsafat, termasuk juga
filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau
paedagogik. Suatu
praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat
pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan
gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Hal ini adalah data-data
kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Analisa filsafat
berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap data-data kependidikan
tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat disusun teori-teori
pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah ilmu pendidikan
(paedagogik).
Di
samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan,
juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer:
1. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan
tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi
hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
2. Kegiatan
merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan,
metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan
pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan Negara.[2]
KESIMPULAN
Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat
dengan adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahan/kesulitan.
Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai
tujuan, seperti kematangan, integritas atau kesempurnaan
pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim. Jadi filsafat dan
pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah, dasar, dan
pedomam suatu kehidupan.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan
kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya
adalah proses yang satu. Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma
yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu
yang berada di balik objek formanya.
Hubungan antara filsafat
dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah
dan pedoman suatu sistem pendidikan
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Saifullah, “Antara Filsafat dan
Pendidikan” Usaha Nasional, Surabaya.1983
http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/01/filsafat-dan-teori-pendidikan.html
Jalaluddin dan Abdullah, Idi, Filsafat Pendidikan, Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002
Kemendiknas, UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Rakhmat Hidayat. Pedagogi Kritis.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu
Pendidikan. Bandung: Rosda, 2008
Ruper C Lodge, Philoshopy of
Education, Harer & Brother, New York, 1974
0 Response to "PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DALAM TEORI FILSAFAT Bag. 2"
Post a Comment