Pengertian dan Dasar Pendidikan
Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam pengertian pendidikan Islam, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu
pengertian secara bahasa dan pengertian secara istilah. Secara bahasa, kata pendidikan yang umum
digunakan sekarang adalah kata “Tarbiyah” dengan kata
kerja “rabbaa”.
Kata kerja “Rabbaa” yang diterjemahkan mendidik sesungguhnya telah
digunakan pada zaman Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana terungkap di dalam Alqur’an surah al-Isra (17) ayat 24 : artinya : ...Rabbi
Farhamhuma kama rabbayani shagira”
Artinya :“Ya Tuhanku, Sayangilah keduanya
(Ibu Bapak) sebagaimana keduanya telah mendidikku (mengasuhku) sejak kecil
Dalam ayat lain, Kata “Rabba”
juga ditemukan dalam surah al-Syu’ara
(26) ayat 18 yang berbunyi : “Addabani Rabby Fa ahsana Ta’diby”
Artiya : “Tuhanku telah mendidikku, maka
ia sempurnakan pendidikanku” AL-Burhan (1993/1413 : 406)
Dalam bentuk kata benda kata “Rabbaa” ini juga digunakan untuk Tuhan, Boleh jadi karena
Tuhan memang adalah memiliki salah satu sifat
mendidik hamba-hamba-Nya, mengasuh, memelihara dan mencipta. Hal ini terlihat pada Firman-Nya di dalam Surah al-Syu’ara (26) ayat 18 yang artinya :
”Berkata (Firaun kepada nabi Musa) bukankan kami telah mengasuhmu atau
mendidikmu dalam keluarga kami waktu kamu masih kanak-kanak dan tinggal bersama
kami beberapa tahun dari umurmu” (QS.al-Syu’ara (26) : 18)
Selain kata rabba di atas, ada tiga kata lain yang merupakan
akar kata dari istilah tarbiyah. Ketiga kata yang dimaksud adalah 1) kata rabaa-yarbuu yang berarti bertambah dan
berkembang. (al-Munawwir : 57). Hal ini senada dengan firman Allah dalam
surah al-Rum ayat 39 yang artinya :
”Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah”. 2) Kata rabiya yang sewazan dengan khafiya-yakhfa yang berarti tumbuh dan berkembang. 3) Kata rabba-yarubbu yang sewazan dengan madda –yamuddu yang berarti memperbaiki,
mengurus kepentingan, mengatur, menjaga dan memperhatikan.
Berdasarkan ketiga kata yang menjadi asal kata tarbiyah di atas, maka Abdu
Rahman al-Bani membuat kesimpulan bahwa tarbiyah
terdiri dari empat unsur. Keempat unsur
yang dimaksud adalah : Pertama,
menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang dewasa atau baligh. Kedua,
mengembangkan seluruh potensi dan bakat anak sesuai kekhasan
masing-masing. Ketiga, mengarahkan
seluruh potensi dan bakat anak agar
mencapai kebaikan dan kesempurnaan dan Keempat,
proses tersebut di atas harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan konsep
sedikit demi sedikitnya al-Baidawi dan perilaku demi perilakunya al-Raghib.
(Al-Nahlawi : 20-21).
Kata Tarbiyah, sebagaimana kata al-Ashfahani memiliki dasar dari Alqur’an,
karena kata al-Rabb ini dapat
ditemukan dalam surah al-Alaq (96)
ayat 1 -5 dan surah al-Fatihah (1)
ayat 2. Kata rabb dalam dua surah tersebut sebenarnya berakar
dari kata tarbiyah yang berarti pendidikan. Quraish Shihab (1992 : 14)
Abdurrahman al-Nahlawi memahami kata tarbiyah yang didasarkan pada
pengertian-pengertian harfiyah di atas sebagai berikut yaitu : Pertama, pendidikan adalah kegiatan yang
mempunyai tujuan, sasaran dan target.
Kedua, pendidik sebenarnya adalah Allah swt. Dia pemberi fitrah, bakat dan
potensi-potensi lainnya. Ketiga, pendidikan itu harus dilakukan secara
bertahap sesuai dengan urutan sistimatika menanjak yang membawa anak dari suatu
perkembangan ke perkembangan lainnya. Dan keempat,
peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah swt. sebagai pencipta
alam semesta. Hal ini berarti bahwa pendidik harus mampu mengikuti syariat
agama Allah swt.
Sementara itu, kata rabb apabila
berdiri sendiri mempunyai arti Tuhan. Hal ini dapat dipahami karena pada hakekatnya
Allah swt. melakukan pendidikan terhadap seluruh makhluk-Nya. Pendidikan Tuhan
tersebut berupa pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, perbaikan dan
sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan Islam itu adalah pendidikan yang
bersifat rabbany, sebagaimana firman Allah swt. dalam Alquran
surah Ali Imran (4) ayat 79.
Pengertian kata rabbany dalam ayat
ini adalah orang-orang yang sempurna ilmu dan ketakwaannya kepada Allah swt.
yang memiliki ciri antara lain :
mengajarkan kitab Allah, baik yang tertulis dalam Alquran maupun yang tidak
tertulis yang berada di alam raya dan terus menerus menganalisa dan
mempelajarinya. Al-Maragy (1974 ; 195)
Pendidikan dalam bahasa Arab memiliki tiga istilah yang memiliki pengertian
tersendiri. Ketiga istilah yang dimaksud adalah tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Al-Fatah Jalal
berpendapat bahwa istilah ta’lim untuk makna pendidikan lebih tepat
karena istilah itu lebih luas dari pada yang lain. Fatah Jalal (1988 : 27) Muhammad Athiah al-Abrasy, seorang
ahli pendidikan beranggapan bahwa istilah al-tarbiyah
untuk arti pendidikan sangat tepat
karena al-tarbiyah mempersiapkan
seseorang dengan segala sarana yang bermacam-macam agar ia dapat hidup dan
bermanfaat dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, kata al-tarbiyah mencakup
berbagai macam pendidikan yaitu tarbiyah
wathaniyah, tarbiyah jasmaniyah, tarbiyah khuluqiyah, tarbiyah ’aqliyah,
tarbiyah ijetimaiyah, tarbiyah ijmaliyah dan tarbiyah wijdaniyah.
Sementara itu, Syekh Muhammad al-Naquib al-Attas guru besar Universitas
Kebangsaan Malaysia lebih memilih istilah ta’dib
untuk arti pendidikan, karena menurutnya istilah ini menunjukkan pendidikan
bagi manusia saja. Sementara al-tarbiyah, untuk makhluk untuk makhluk
lain juga selain manusia. Al-Attas (1996 : 75). Akan tetapi , Abd Rahman
al-Nahlawi tetap berpandangan bahwa yang paling tepat untuk arti pendidikan
adalah kata al-tarbiya.Al-Nahlawi (1979 : 11). Melalui al-tarbiyah inilah seseorang dapat
dikembangkan potensinya untuk mencapai tujuan yaitu kesempurnaan. Sementara
istilah al-ta’lim menurutnya lebih menekankan pada
aspek kegiatan penyampaian pengetahuan atau transfer
of knowledge dan pemikiran-pemikiran saja.Al-Abrasy ( t.th : 14-15).
Pendapat yang senada dengan Muhammad
Athiyah al-Abrasy di atas adalah pandangan Shalih abdul Aziz. Menurutnya, al-tarbiyah itu mempersiapkan dan
mengarahkan potensi seseorang agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Al-tarbiyah
mempunyai pengertian umum yang meliputi aspek pendidikan jasmani, akal,
akhlak dan pendidikan kemasyarakatan.
Sementara al-ta’lim hanya dimaksudkan memindahkan
ilmu dari seseorang guru kepada peserta didiknya. Al-Abrasyi (1976 : 48).
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis lebih memilih kata al-tarbiyah sebagai makna pendidikan dengan anggapan bahwa
kata ini menliputi makna dua kata yang lain yaitu al-ta’lim dan al-ta’dib.
Secara terminologis pengertian pendidikan Islam telah dikemukakan oleh
sejumlah ahli pendidikan dengan redaksi yang berbeda-beda. Di antara definisi
pendidikan Islam yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Ahmad D. Marimba mendefinisikan
pendidikan Islam sebagai suatu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama atau kepribadian
muslim sejati. Marimba (1989 : 390. Sedangkan Muhammad Athiyah al-Abrasyi
berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah mempersiapkan induvidu agar ia dapat
hidup dengan kehidupan yang sempurna. Al-Abrasyi (1976 : 48) Prof. Dr. Omar
Muhammad al-Toumy al-Syaebani mengartikan pendidikan Islam sebagai usaha mengubah tingkahlaku induvidu dalam kehidupan
pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan dalam alam sekitarnya
melalui proses kependidikan dan perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai
islami.Al-Syaebany (1979 : 399).
Prof. Dr.Hj.Zakiyah Darajat juga memberikan pengertian pendidikan Islam
dengan menyatakan bahwa pendidikan Islam itu bertujuan untuk membentuk
kepribadian muslim. Darajat (1992 : 29) Terdapat berbagai definisi pendidikan
Islam yang dikemukakan oleh pakar pendidikan Islam lainnya, akan tetapi pada
prinsipnya memiliki kesamaan pada bagaimana adanya upaya sengaja pembentukan
tingkahlaku peserta didik ke arah kedewasaan.
Dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa aspek
redaksional memang berbeda akan tetapi pada intinya mempunyai maksud yang sama
yaitu adanya suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta
didik dalam rangka merubah tingkahlaku
untuk pembentukan kepribadian muslim. Pendidikan Islam berlangsung terus
menerus sejak manusia itu lahir sampai meninggal dunia. Selain itu, pendidikan
Islam diarahkan agar seseorang itu menjadi manusia yang bermanfaat, bagi
dirinya sendiri, umatnya maupun dapat memperoleh kehidupan yang sempurna
2. Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek dari berbagai aspek ajaran
Islam. Mappanganro (1995 : 4). Hal ini berarti bahwa kegiatan pendidikan Islam
juga merupakan kegiatan Islam yang harus dilaksanakan sesuai dengan kehendak
Allah swt. Al-Nahlawi (1995 : 41) Dari penjelasan ini, penulis berpandangan
bahwa dasar pendidikan Islam itu sama dengan dasar Islam. Menurut Zakiyah
Derajat, dasar pendidikan Islam itu adalah Alquran, hadis dan Ijetihad. Darajat
(1992 : 19-21).
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu
tujuan, harus memiliki dasar atau landasan sebagai tempat berpijak yang baik
dan kuat. Oleh karena itu, pengertian
dasar pendidikan di sini adalah pokok
pangkal yang menjadi landasan tempat berpijak pemikiran dan kegiatan pendidikan
Islam. Oleh karenanya, pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia
harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan
pendidikan Islam itu dihubungkan atau dikembangkan Zakiyah Darajat (1992 : 29).
Alquran dan Hadis sebagai dasar pemikiran dalam membina sistem pendidikan
Islam, bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keyakinan
semata, tetapi lebih jauh kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang
dapat diterima oleh nalar atau rasio dan bukti sejarah. Dengan demikian, wajar
jika pernyataan akan kebenaran Alquran itu dikembalikan pada pernyataan Allah
swt. lewat firman-Nya bahwa Alquran itu di dalamnya tidak terdapat keraguan sedikitpun dan
menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Selain itu, Alquran tidak
mengandung keraguan dan ia dijamin oleh Allah swt. atas kebenaran yang
dikandungnya.
Alquran sebagai dasar pertama dan utama pendidikan Islam di dalamnya
terdapat berbagai ajaran yang berisi prinsip-prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan usaha pendidikan itu. Di antara ayat-ayat yang membicarakan pendidikan adalah surah lukman ayat 12 sampai
dengan 19. Kemudian ayat lain yang menyampaikan tentang tujuan hidup manusia yang berarti juga tujuan pendidikan
Islam dan tentang nilai suatu kegiatan
dan amal shaleh. Hal tersebut berarti
kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup manusia. Dengan demikian,
landasan atau dasar yang dijadikan sebagai pegangan dalam melaksanakan tergib
dan tarhib adalah ayat-ayat Alquran yang bersumber dari Allah Tuhan semesta
alam, karena ayat-ayat itulah yang menjadi landasan pendidikan Islam.
Demikian halnya hadis Rasulullah saw. Ia adalah sumber kedua setelah Alquran. Sunnah
atau hadis juga mengandung aspek-aspek untuk kemaslahatan umat manusia untuk
membina mereka agar menjadi manusia yang seutuhnya atau seorang muslim yang muttaqin. Sebagaimana Alquran, hadis juga selalu
membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Demikian dapat dijelaskan bahwa
landasan pendidikan Islam itu juga termasuk Ijetihad yang tetap bersumber dari
Alquran dan Hadis atau sunnah yang diolah oleh akal sehat para ahli pendidikan
Islam
Alquran dan hadis nabi Muhammad saw. merupakan dasar pendidikan Islam
yang mempunyai kebenaran yang mutlak, akan tetapi tidak semua ayat-ayat dan
hadis nabi dapat dengan mudah dimengerti. Oleh karena itu, Alquran dan hadis
nabipun dikembangkan oleh para ahli melalui ijetihadnya seperti mashlahah
mursalah, qiyas, dan lain-lain. Namun mereka tetap merujuk kepada dasar utama
yaitu Alquran dan Hadis Nabi. Ismail Ali (1980 : 35). Dengan demikian,
dasar pendidikan Islam itu, di samping
Alquran dan hadis, juga melibatkan pemikiran manusia dan menuntut kerja keras
sehingga kita dapat memperoleh dasar pemikiran yang sejiwa dengan Alquran dan
hadis Rasulullah saw.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa dasar pendidikan Islam itu tidak hanya Alquran dan Hadis nabi,
karena Alquran dan hadis nabi itu tidak seluruh ayat-ayatnya bersifat qath’i
yang tidak dapat ditafsirkan atau dijangkau oleh wilayah nalar, tetapi juga masih
banyak ayat-ayat yang termasuk wilayah
dzanniyuddilalah yang memungkinan ditafsirkan berbeda oleh manusia dengan
catatan, pemikiran atau ijetihad manusia tersebut harus sesuai dan sejiwa
dengan maksud dan kandungan Alquran dan hadis nabi.
Daftar Pustaka:
Al-Nahlawi, Abdurrahman, (1996)
Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, diterjemahkan
oleh Shihabuddin dari jjudul aslinya Ushul
al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibihu fi al-Bayt wa al-Madrasah wa al-Mujetama.
Cet.II. Jakarta : Gema Insani
Press.
Ashtiani, Ali Asthiani, et ell (2007), Comparison Cooperative Learning and Tradisional Learning in Academic Achievement. Tersedia [on-line]
Ahmad, Muhammad
Abdul Qadir (2008), Metodologi Pengajaran
Agama Islam. Jakarta : Rineka Cipta.
Dahlan. (1984), Model-Model Mengajar Beberapa Alternatif
Interaksi Belajar Mengajar). Bandung :
Diponegoro.
Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahnya.
Madinah al-Munawwarah, Mujamma al-Malik Fahd li Thiba’ah al-Mushaf al-Syarif, 1412. H.
Departemen Pendidikan Nasional (2003), Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah
Aliyah (MA). Jakarta.
Lie, Anita. (2005).
Cooperative Learning Mempraktikkan
Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Mustaji, & Sugiarso.
(2005). Pembelajaran Berbasis
Konstruktivistik. Surabaya: Unesa University Press.
Munir,
(2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi, Bandung :
Al-Fabeta.
Muhaimin (2007), Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Muhaimin, at all.(2008), Pengembangan Model kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
sekolah dan Madrasah. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Muhaimin, (2009) Rekonstruksi Pendidikan Islam; dari
Paradigma Pengembangan, Managemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi
Pembelajaran. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih, (2007) Perkembangan Peserta didik, Jakarta
: Universitas Terbuka.
Suryabrata, Sumadi. (2007) Psikologi Perkembangan, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Tafsir, Ahmad. (1997). Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet.III, Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad (1992) Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam. Cet. I. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-Praktis
dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka.
0 Response to "Pengertian dan Dasar Pendidikan Islam (makalah lengkap)"
Post a Comment