PENGERTIAN DAN URGENSI KRITIK SANAD HADITS

PENGERTIAN DAN URGENSI KRITIK SANAD HADITS
       tulisan ini membahas tentang pengertian kritik sanad hadits dan urgensi kritik sanad hadits.
A.      Pengertian Kritik Sanad
Kata “kritik” berasal dari bahasa Yunani krites yang artinya “seorang hakim, krinein  berarti “menghakimi”, kriterion berarti  “dasar penghakiman”.  Selain itu kritik juga merupakan terjemahan dari bahasa arab naqd yang berarti membedakan. Dalam literatur lain ditemukan kata naqd yang diartikan dengan kritik, hal ini digunakan oleh muhadditsin awal abad kedua, dilain tempat dikatakan bahwa maksud dari kritik adalah memisahkan sesuatu yang baik dari yang buruk. Sementara secara terminologi kritik merupakan usaha menemukan kesalahan atau kekeliruan dalam rangka mencari kebenaran.[1]
Kata sanad dalam bahasa arab sinonim dengan kata da’ama yang mengandung arti menopang atau menyangga, jamaknya Asnad dan Sanadat.[2]
Sementara Drs. Fathur Rahman dalam bukunya Ikhtisar Musthalahul Hadis mengatakan bahwa sanad ialah jalan yang dapat menghubungkan matnu’l-hadist kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw misalnya seperti kata Bukhary:
حدثنا محمد بن المثنى قال: حدثنا عبد الوهاب الثقفى قال: حدثنا أيوب عن أبى قلابة عن أنس عن النبى صلعم: ثلاث من كن …..(رواه البخار(
Maka matnul-Hadist “Tsalatsun…” diterima oleh al-Bukhary melalui sanad pertama Muhammad ibn al-Mutsanna, sanad kedua ‘Abdul-Wahhab-Ats-Tsaqafy, sanad ketiga Ayyub, sanad keempat Abi Qilab dan seterusnya sampai sanad terakhir, Anas r.a., seorang shahabat yang langsung menerima sendiri dari Nabi Muhammad s.a.w. Dengan demikian al-Bukhary itu menjadi sanad pertama dan rawy terakhir bagi kita.[3]
Sedangkan kata hadist diberi pengertian yang berbeda-beda oleh para ulama; perbedaan-perbedaan pandangan itu, lebih disebabkan oleh terbatasnya dan luasnya objek tinjauan masing-masing yang tentu saja mengandung kecendrungan pada aliran ilmu yang dimiliki oleh ahlinya. Misalnya ulama hadist mendefinisikan hadist sebagai segala sesuatu yang diberikan dari Rasulullah Saw. Baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Rasulullah Saw.[4]
Jadi, metode kritik sanad hadis ialah suatu cara yang sistematis dalam melakukan penelitian, penilaian, dan penelusuran sanad hadis tentang individu perawi dan proses penerimaan hadis dari guru mereka masing-masing dengan berusaha menemukan kekeliruan dan kesalahan dalam rangkaian sanad untuk menemukan kebenaran, yaitu kualitas hadis (Shahih, hasan, atau dla’if).
B.       Urgensi Kritik Sanad
Tujuan pokok penelitian sanad hadits adalah untuk mengetahui kualitas hadits yang diteliti. Kualitas hadits sangat perlu diketahui dalam hubungannya dengan kehujjahan hadits yang bersangkutan. Hadits yang kualitasnya tidak memenuhi syarat tidak dapat digunakan sebagai hujjah. Pemenuhan syarat itu karena hadits merupakan sumber ajaran Islam. Penggunaan hadits yang tidak memenuhi syarat akan dapat mengakibatkan ajaran Islam tidak sesuai dengan apa yang seharusnya.
Oleh karena itu penelitian terhadap hadis Nabi saw. menjadi penting dilakukan oleh para ilmuan, dan  menjadikan hadis atau ilmu hadis sebagai bidang studi keahliannya. Hal ini berdasar pada beberapa faktor:
1.    Hadis Nabi saw sebagai sumber ajaran dan atau sumber hukum Islam sesudah al-Quran
2.    Hadis Nabi saw tidak seluruhnya tertulis pada waktu Nabi masih hidup
3.    Telah terjadi upaya pemalsuan terhadap  hadis Nabi saw
4.    Proses penghimpunan dan periwayatan hadis Nabi saw. Telah memakan waktu yang sangat panjang
5.    Kitab-kitab hadis yang telah banyak beredar ternyata menggunakan metode dan pendekatan penyusunan yang bervariasi
6.    Periwayatan hadis lebih banyak berlangsung secara makna dari pada secara lafal.




[1] Bustami M.Isa H.A. Salam, Metodologi Kritik Hadits, (Jakarta: Rajawali Pers, 2004), hlm.5
[2] Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika Pondok Pesantren Krapyak, tt), hlm. 1092.
[3] Fathur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadits (Cet. IV; Bandung: PT. Al-Maarif, 1985), hal. 95
[4] Endang Soetari A., Ilmu Hadist, (Bandung: Amal Bakti Press, 1997), hlm. 2

Related Posts:

0 Response to "PENGERTIAN DAN URGENSI KRITIK SANAD HADITS"