Model –Model Mengajar (makalah lengkap)

Model –Model Mengajar

makalah ini membahas tentang model model mengajar, di antaranya adalah model pemrosesan informasi, model perilaku (behavioral),  model personal, dan model interaksi sosial.
Kurikulum merupakan seprangkat interaksi yang disengaja  untuk membantu pembelajaran dan perkembangan siswa.  Dalam kurikulum, fokusnya adalah pada seperangkat interaksi global; berusaha mengembangkan secara keseluruhan di mana proses belajar mengajar berlangsung. Pengajaran, fokusnya pada seperangkat interaksi mikro. Guru mesti mendesain seperangkat pengalaman belajar untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Konten dan strategi mengajar, ketika digunakan di dalam kelas merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Namun untuk bahan kajian, diperlukan melihat masing-masing elemen tersebut secara terpisah. Ada beberapa startegi mengajar, yang di antaranya menurut Saylor dkk (1966/1974/ 1997) adalah  ceramah, diskusi, aktivitas kelompok, investigasi kelompok, pembelajaran mandiri, pembelajaran inquiry, desain sistem pengajaran, praktek / drill, pengajaran berprograma, bermain peran, sismulasi, sintesis dam melihat / mendengar.

            Model mengajar menurut Joyce dan Weil (1980) adalah suatu pola yang dapat digunakan untuk membetuk kurikulum, untuk mendesain dan mengarahkan suatu pengajaran. Suatu model pengajaran didasarkan pada konsep pembelajaran tertentu. Dengan kata lain masing-masing model pengajaran banyak tergantung dengan model-model kurikulum.
            Joyce dan Weil (1980) menjelaskan 22 model pengajaran yang dikeompokkan secara garis besarnya menjadi 4 rumpun, yaitu :
a.       Rumpun model pemrosesan informasi (information processing model)
b.      Rumpun model personal (personal models)
c.       Rumpun model interaksi (interaction models)
d.      Rumpun model perilaku (behavioral models)

Secara lengkapnya keseluruhan model-model tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1; Model Pemroesesan Informasi
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Inductive Thinking and
Inquiry Training
Hilda Taba
·   Didesian untuk mengembangkan proses mental induktif dan berpikir akademik atau membangun teori, tetapi kapasitas ini berguna untuk tujuanpersonal dan sosial.
Scientific Inquiry
Joseph J. Schwab
·   Didesain untuk mengajarkan disiplin sistem penelitian, tapi juga diharapkan untuk menimbulkan efek pada domain lain (metode sosioligis dapat diajarkan  dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahaman masalah sosial)
Concept Attainment
Jerome Bruner
·   Didesian untuk  mengembangkan berpikir induktif, tapi juga untuk pengembanga konsep dan analisis.
Cognitive Growth
Jean Piaget
Irvin Sigel
Edmund Sullivan
Lawrence
Kohlberg
·   Didesain untuk meningkatkan pengembangan intelektual umum, khususnya berpikir logis, tapi juga dapat diterapkan untuk pengambangan moral dan sosial secara baik.
Advance Organizer
David Ausubel
·   Didesain untuk meningkatkan efesiansi kapasitas pemrosesan informasi untuk menyerap dan menghubungkan body of knowledge.
Memory
Harrt Lorayne
Jerry Lucas
·   Didesain untuk meningkatkan kapaistas mengingat



Tabel 2 Model Perilaku (Behavioral Models)

MODEL
TOKOH
TUJUAN
Contingency Management
B. F. Skiner
·   Fakta, Konsep dan Skill
Selp Control Relaxation
B. F. Skiner
Rimm & Masters
Wolpe
·   Kemampuan / Perilaku Sosial
·   Tujuan Personal (Mengurangi strtes dan kecemasan)
Stress Reduction
Rimm & Masters
Wolpe
·   Pengganti relaksasi kecemasan dalam situasi sosial.
Assertive Training
Wolpe, Lazarus, Salter
·   Langsung, ekspresi perasaan yang spontan dalam situasi sosial
Direct Training
Gagne, Smith dan Smith
·   Bentuk / Pola Perilaku, skill


Tabel  3 Model Personal (Personal Models)
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Nondirective Teaching
Carl Rogers
·   Menekankan pada pengembangan personal pada aspek kesadaran, pemehaman, otonomi, dan konsep diri.
Awareness Training
Fritz Perls
William Schutz
·   Meningkatkan salah satu kapsitas untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri.
Synectics
William Gordon
·   Pengembangan kreatipitas personal dan krativitas pemecahan masalah
Conceptual Syatems
David Hunt
·   Didesain untuk untuk meningkatkan kompleksitas dan fleksibilitas personal.
Classroom Meeting
William Glasser
·   Pengembangan pemahaman dan tanggungjawab diri untuk diri sendiri dan kelompok.


Tabel 4 Model Intaraksi Sosial (Social Interaction Models)
MODEL
TOKOH
TUJUAN
Group Investigation
Herbert Tellen
John Dewey
·   Mengembangkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi melalui penggabungan antara penekanan kemampuan interpersonal kelompok dan kemampuan akademik inquiry.
·   Aspek pengembangan personal adalah sesuatu yang sangat penting.
Social Inquiry
Byron Massialas
Benjamin Cox
·   Pemecahan masalah sosial adalah yang utama, melalui inquiry dan pemikiran yang rasional.
Laboratory Method
National Training Laboratory (NTL), Bethel, Maine
·   Pengembangan interpersonal dan kemampuan kelompok, mealui pengembangan kesadaran dan fleksibilitas personal.
Jurispudential
Donal Oliver
James P. Shaver
·   Didesain untyuk mengajarkan kerangka acuan/hokum sebagai cara berpikir dan pemecahan isu-isu sosial.
Role Playing
Fannie Shaftel
George Shaftel
·    
Social Simulation
Sarene Boocock
Harold Guetzkow
·   Didesian untuk membantu berbagai pengalaman proses social siswa dan realitas, dan untuk menguji reaksi mereka terhadap hal tersebut, juga untuk menguatkan konsep dan kemampuan mengambil suatu keputusan.


Kriteria Pemilihan Model Mengajar
Dalam memilih suatu model mengajar, maka mesti dipertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
a.     Model mengajar mesti sesuai atau cocok dengan salah satu tujuan pengembangan dan orientasi penyusun dan pengembang kurikulum.
b.     Model mengajar mesti sesuai atau cocok dengan lingkungan umum sekolah.
c.     Model mengajar mesti diuji untuk melihat, jika mereka memiliki tujuan yang beragam.
d.    Model mengajar mesti dihubungkan dengan bentuk dan tingkatan erkembangan siswa.

Kriteria Pemilihan Model Mengajar Dalam Posisi Kurikulum
Kriteria Kurikulum Transmisi
a.    Model mengajar harus mengandung kejelasan dan tujuan yang singkat.
b.     Model mengajar harus tersturktur untuk memungkinkan guru untuk menyiapkan arahan yang spesifik pada pembelajaran isi dan skill.
c.    Model mengajar harus mengijinkan untuk evaluasi yang mudah dimengerti dari tujuan pengajaran.
d.   Model mengajar harus membantu mengingat isi.
e.    Model mengajar harus memperkuat nilai-nilai tradisional melalui  pengajaran dampak pengasuhan.

Kriteria Kurikulum Transaksional
a.    Model mengajar harus memungkinkan siswa menguji proses berpikir mereka.
b.    Model mengajar harus menstimulasi siswa dalam penyelidikan (inquiry) dan investigasi.
c.    Model mengajar harus didasarkan pada skema pengembangan intelektual tertentu.
d.   Peran guru pada model ini secara umum adalah harus mendorong penyelidikan siswa dan proses mutual inqury di anatar siswa dan guru.

Kriteria Kurikulum Transformasi
a.    Model mengajar harus meingkatkan siswa dalam hal kasadaran dan perubahan sosial.
b.    Model mengajar harus membuat hubungan antara dunia dalam dan dunia luar siswa.
c.    Model mengajar harus menstimulasi kesatuan subject area.
d.   Model mengajar harus fokus pada strategi untuk mengijinkan siswa menjadi sadar akan kesadaran dirinya sendiri.
e.    Model mengajar harus menekankan proses berpikir divergent.
f.     Model mengajar harus mengubungkan proses berpikir antara otak kanan dan otak kiri.

PENGATURAN ISI  DAN STRATEGI MENGAJAR
           
            Setelah pemilihan isi dan strategi mengajar, maka kemudian keduanya mesti disusun. Dalam pengaturan tersebut secara garis besarnya kembali pada dua hal, yaitu scope dan sequence. Scope berkaitan dengan hubungan secara horizontal dalam kurikulum. Squence berhubungan dengan hubungan secara vertical dalam kurikulum.

 a. Scope. Kurikulum transmisi mengorganisasi isi sekitar subjects, disciplins, atau broad field (bidang studi). Sedangkan dalam kurikulum transaksi, isi disusun dengan didasarkan pada pengembangan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Guru atau sekolah memilih masalah-masalah atau persoalan-persoalan yang dijadikan isi kurikulum. Sementara itu dalam kurikulum transformasi, sangat sulit menyusun isi. Kebanyakan tema-tema adalah penting. Dalam kurikulum ini, isi disusun sebagai berikut : Pertama adalah, isi kurikulum disusun berdasarkan kesatuan tema. Kedua, isi dikembangkan dari minat dan ketertarikan siswa. Ketiga, berasal dari pandangan tentang perubahan masayarakat.

b. Sequence. Kurikulum transmisi menyusun atau mengurutkan isi kurikulum secara hierarki dari yang simpel kepada yang kompleks. Selain itu pula, diurutkan secara kronologis. Dalam kurikulum transaksi, isi disusun dan diurutkan berdasarkan perkembangan proses mental siswa. Teori-teori perkembangan dijadikan sebagai bahan dalam menyusun isi kurikulum. Sedangkan dalam kurikulum transformasi, isi disusun dengan memperhatikan hubungan horizontal di dalam kurikulum.
            Posner dan Strike (1976) mengembangkan skema untuk menyusun / mengurutkan kurikulum dengan pengalaman belajar, ke dalam lima kategori; Urutan berkaitan dengan isi, Urutan konsep, Urutan berkaitan dengan inquiry, Urutan berkaitan dengan pengalaman belajar dan Urutan berkaitan dengan kegunaan:


     Orientasi Komponen
Transmisi
Transaksi
Transformasi
Tujuan
-        Behavioral
-        Content Oriented
Kemampuan intelektual yang kompleks
Tujuan yang terintegrasi
Isi
- Pengetahuan dilihat secara atomistik sebagai tujuan
- Isi harus memperkuat niali-nilai tradisional
-      Pengetahuan berhubungan dengan proses mental dan kerangka kognitif
-      Konten sosial fokus pada pertanyaan-pertanyaan kebijakan publik
- Pengetahuan pribadi adalah pengetahuan penting dan sebagai pengetahun publik
- Konten sosial menekankan pada identifikasi pada perhatian masyarakat
Strategi Mengajar
-        Pendekatan mengajar yang terstruktur
-        Fakta dan nilai transmisi
-      Fokus pada analisis dan pemecahan masalah
-      Strategi mengajar disesuaikan dengan perkembangan siswa
-    Fokus pada hubungan kehidupan dalam (inner life) siswa dengan dunia luar.
-    Berpikir divergent dikembangkan
Pengaturan
-        Subject centered
-        Hierarcical
-       Berpusat pada masalah
-       Pengembangan
- Berpusat pada siswa
- Intagratif



Daftar Pustaka:

James M.Cooper (Ed)  (1990 ). Classroom teaching skills. Toronto: D.C. Health and Company.
Linda Darling H dan Bransfortd J ( Ed ) ( 2005 ). Preparing teachers for a changingWorldSan Francisco: John Wiley & Sons
Miller, J.P dan Seller, W., (1985). Curriculum Perpective and Practices, New York,  Logman, Inc.
Ozmon H A dan Craver S M ( 1990 ). Philosophical Foundations od Education.    Toronto: Merrill Publishing Company.
Silberman , M L, ( 2006 ). Active Learning ( terjemahan), Boston, Allyn and Bacon.
Emzir (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta : Rajawali Press.
Chauhan,S.S., (1979) Innovation in Teaching and Learning Process. New Delhi : Vikas Publishing House PVT.LTD.
Cohen, Louis and Lawrence Manion (1994), Research Methods in Education, Forth edition, Canada : Rotledge.
Dahar, Ratna Wilis, (1996). Teori-teori Belajar, Jakarta : Erlangga.
Deporter, Bobbi et. Al. (1999 ). Quantum teaching. Boston Allyn and Bacon.
Fenstermacher, Gary D (1086), Philosophy of Research on Teaching, in Handbook of Research on Teaching, Third Edition, ed. Merlin C. Witrock, Canada : Mcmillan Publishing.
Gall, Meredith D, at. All, Educational Research an Introduction, seventh edition, Boston : Pearson Education. Inc
Hermawan, Asep Hery, dkk 2008), Teori Mengajar dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, ed. Muhammad Ali dkk, Bandung : Pedagodiana Press.
Hellmut R.L dan David N. E ( 2006 ). Models, Strategies, and Methods for effective Teaching. Bostom: Pearson Education, Inc
Herbert J. Klausmeier ( 1980 ). Learning and Teaching Concepts. New York: Academic  Press, Inc.
Joyce, Bruce, Marsha Weil, and Beverly Showers (1992). Models of teaching. Boston: Allyn and Bacon
McNeil, J.D. (1985). Curriculum: A Comprehensive Introduction. Boston: Little, Brown and Company.
Lapp, Diane, at all (1975), Teaching and Learning : Philosophical, Psychological, Cultural Application, Newyork : Mcmillan Publishing. Co. inc.
Sanjaya, Wina (2008), Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Alpabeta.
Sukmadinata, Nana Sy (1997),  Pengembangan Kurikulum, Teori dan praktik. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
________________ (2008),  Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Related Posts:

0 Response to "Model –Model Mengajar (makalah lengkap)"